Pada tahun 1967 silam, ada seorang anak laki-laki yatim-piatu yang bernama doni, ia di tinggal pergi oleh bapaknya dan ibunya meninggal. Dan Doni hanya hidup dengan kakeknya yang bernama Charles yang sudah tua. Kebanyakan anak yatim-piatu identik dengan kenakalan nya.
Pada waktu itu doni sekolah kelas 5, sejak ia kecil ia sudah ikut dengan kakeknya yang hanya seorang petani. Setiap hari kakeknya itu banting tulang hanya untuk bisa menyekolahkan cucu tercintanya. Walaupun terkadang kakeknya itu selalu kesal dengan apa yang diperbuat doni, tetapi kakeknya selalu sabar, dan selalu menasehati nya.
Ketika doni menginjak kelas 7 SMP ia putus sekolah. Karena kakeknya meninggal dunia. Doni sangat bersedih karena keluarga satu-satunya yang ia miliki pun telah tiada dan pergi untuk selama-lamanya.
Perasaan Doni saat itu sangat hancur. Ia tidak tau mau kemana lagi dan siapa lagi yang akan ia jadikan orang tua.
Sejak saat itu doni menjadi manusia yang tanpa arah tujuan, mulai dari mencuri uang untuk membeli makanan, mabuk dengan teman-temannya. Dan ia juga sempat tertangkap oleh polisi dan di jebloskan ke penjara.
Dan tidak sampai disitu. Setelah ia keluar dari penjara dan ia sudah berumur 17 tahun. Ia mengikuti organisasi Mafia yang beranggotakan 10 orang, semua yang ada di organisasi tersebut, mereka sudah berumur lebih tua dari doni, dari mulai umur 34 sampai 57 tahun.
Doni menjadi anggota Mafia yang mana kerjaannya meneror orang-orang yang memilikimu harta banyak, ilmu yang dari para teman-temannya yang sudah lanjut usia diturunkan kepada Doni. Sehingga doni menjadi Mafia yang di segani di masa mudanya.
Pada saat ia melakukan tugasnya yang kesekian kalinya untuk merampok harta orang kaya, dan orang yang ia rampok tersebut akan menjadi bapak angkat Doni.
Waktu itu seperti biasa beroperasi sendirian ia tidak ditemani oleh temannya, saat sudah berada di depan rumah target, Doni sudah siap untuk menerobos masuk, dan hal yang mengejutkan pun terjadi, sepertinya tuan rumah sudah tau akan kehadiran Doni dan tuan rumah tersebut yang bernama pak Herman itu sedang duduk di kursi santainya.
"Silahkan masuk saja, dan ambil semua yang kamu perlu kan", kata pak Herman.
Doni hanya terdiam dan membisu.
" Kenapa kamu diam saja, wahai anak muda", tanya pak Herman
"(Sambil memegangi kepala, karena ia tidak percaya bahwa yang berada tepat di depannya itu adalah bapak kandungnya sendiri)". Seraya Doni berkata, " Ini tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin.. ",
" Kenapa kau terkejut wahai anak muda", (sambil tersenyum, karena pak Herman bisa sekali lagi melihat anaknya yang sudah tumbuh besar, namun sudah menjadi sorang penjahat) ".
Doni masih dengan keadaan syok, dan pak Herman mendekati nya, di rangkul lah oleh pak Herman. Dan serentak doni mendorong badan pak Herman dengan keras. Dan berkata, "pergi kau, pergi sana, jangan dekati aku", begitu kata yang di lontarkan deni kepada ayahnya yang sudah lama menghilang dan kembali bertemu.
Ternyata selama ini bos besar organisasi Mafia yang ia ikuti itu adalah ayahnya sendiri, Herman Johannes Kepler.
Jadi waktu doni berada di tahanan dan ayahnya pun tau, pak Herman ini langsung menyuruh anak buahnya untuk membebaskan anaknya tersebut. Setelah berhasil di tebus dengan total biaya Rp. 3.6 M. Itu Doni berhasil keluar dari penjara. Anak buah pak Herman tersebut mengajak Doni untuk masuk dalam organisasi ayahnya.
Setelah ia tau cerita yang di bicarakan ayahnya tersebut, Doni langsung pergi meninggalkan ayahnya. Dan ia pergi ke suatu Danau yang jauh dari kota tempat ia melakukan kejahatan.
Setelah ia sampai di pinggir danau yang sangat luas, Doni melihat ke samping dan di pinggiran danau ada seorang kakek tua yang sedang menjala, sekilas kakek tersebut mirip dengan kakeknya yang sudah meninggal. Tapi memang bukan kakeknya.
"Kakek! ", tanya Doni. " Kek, kakek",. Ternyata pas kakek tersebut berbalik badan, ternyata bukanlah kakek nya.
Kakek tersebut adalah teman masa kecil kakeknya yang sudah meninggal dunia. Nama kakek tersebut adalah kakek David.
"Kamu Doni ya", tanya sang kakek.
" Iya kek, aku Doni", saut Doni dengan wajah yang ramah.
Dari perkenalan tersebut mereka akrab dan menjadi seperti layaknya kakek tua dan cucunya. Dan Doni pun kembali menemukan jalan untuk pulang. Dia sudah tidak memikirkan ayahnya yang seorang penjahat dan juga bos dari organisasi yang pernah ia ikuti.
Dan Doni hidup kembali seperti seorang layaknya cucu terhadap kakeknya, pengalaman kelam yang ia rasakan saat remaja, sudah ia buang jauh-jauh.
"Jadi inti dari dari dari cerita di atas, menerangkan bahwa, jangan menyia-nyiakan harta dan keluarga mu, karena kelak bila kau menyia-nyiakan nya, mereka semua akan menjauh darimu, dan untuk para anak remaja yang di tinggalkan oleh kedua orang tua, jangan menjadikan semuanya itu musibah, tapi jadikanlah pelajaran untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi"
Komentar