Langsung ke konten utama

*Sparing Futsal Membara antara SDI Al Farisi dan SD Plus Al Fathonah Mardhatilah: Kolaborasi Enerjik Antar Kelas 3 hingga Kelas 6 dengan Partisipasi 28 Siswa*

Kisah seorang Sufi yang tersentuh hatinya oleh seekor Anjing

   


kisah Abu Yazid Al-Busthomi dan seekor anjing adalah satu dari banyak kisaha hikmah yang menyadarkan kita tentang hakikat penyucian hati. Abu Yazid merupakan seorang ulama sufi abad ke-3 Hijriah berkebangsaan Persia. Beliau lahir Tahun 188 H (804M) bernama kecil adalah Tayfur.

Saat remaja. Abu Yazid telah mendalami Al-Qur'an dan Hadis Nabi kemudian mempelajari ilmu fikih Mazhab Hanafi sebelum akhirnya menempuh jalan tasawuf. Sebagai sufi. maqom (kedudukan) makrifat beliau tidak diragukan lagi. Pernah terbesit di hatinya untuk memohon kepada allah ta'ala agar dibrikan sifat ketidak pedulian terhadap makanan dan perempuan. Kemudian hatinya berkata, "Pantaskah aku meminta kepada Allah sesuatu yang tidak pernah diminta oleh Rasulullah SAW?. Bahkan karena ketinggian ilmunya, dia menghukum dirinya sendiri jika melanggar.

Suatu hari Abu Yazid Al-Busthomi mendapat ilmu berharga dari seekor anjing di tepi jalan Seperti biasa, Abu Yazid suka berjalan sendiri di malam hari. Lalu beliau melihat seekor anjing berjalan terus ke arahnya. Ketika anjing itu menghampiri beliau, Abu Yazid mengangkat jubahnya khawatir tersentuh oleh anjing tersebut yang air liurnya mengandung najis. 

Spontan anjing itu pun berhenti dan terus memandanginya. Entah bagaimana Abu Yazid seperti mendengar anjing itu berkata padanya. "Yubuhku kering dan tidak akan menyebabkan najis padamu. Kalaupun engkau merasa terkena najis, engkau cukup membasuhnya dengan air dan Tanah & kali basuhan, maka najis ditubuhmu akan hilang, Tapi jika engkau mengangkat jubahmu karena menganggap dirimu lebih mulia, lalu menganggapku anjing yang hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walaupun kamu membasuhnya dengan 7 samudra."

Mendengar itu, Abu Yazid tersentak dan meminta maaf kepada anjing tersebut. Sebagai tanda permohonan maafnya yang tulus, Abu Yazid lantas mengajak anjing tersebut itu untuk bersahabat dan jalan bersama. Namun anjing itu menolaknya. 

"Engkau tidak patut berjalan denganku, karena mereka yang memuliakanmu akan mencemooh dan melempari aku dengan batu. Aku tidak tahu mengapa mereka menganggapku hina, padahal aku berserah diri kepada sang pencipta wujud ini. Lihatlah aku tidak menyimpan dan membawasebuah tulang di mulutku, sedangkan engkau masih menyimpan sekaring gandum." kata anjing itu pergi meninggalkan Abu Yazid.

Abu Yazid pun terdiam dan berkata."Duhai Tuhan, untuk berjalan dengan seekor anjing ciptaan-Mu saja aku tak layak. Bagaimana aku merasa layak berjalan bersama dengan-Mu ampunilah aku dan sucikanlah hatiku dari segala kotoran."

Sejak peristiwa itu. Syeikh Abu Yazid senantiasa memuliakan dan mengasihi semua makhluk Allah tanpa syarat. Kisah ini mengingatkan kita sebuah pesan yang difirmankan Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an


فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa". (QS. An-Najm: 32)."


Abu Yazid wafat pada tahun 261 Hijriah (875), ada yang juga mnyebutnya tahun 264 Hijriah (878). Makam beliau terletak di pusat kota bistami (Basthom) yang banyak diziarahi para umat Islam, sebuah kubah didirikan di atas makamnya atas perintah Sultan Mongol bernama Muhammad Khudabanda, seorang sultan yang berguru kepada Syeikh Syaraf al-Din (Keturunan Abu YAzid), Tahun 713 H (1313 M)









Referensi Data Book : https://kalam.sindonews.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memperkuat Keharmonisan dan Pendidikan Spiritual

Memperkuat Keharmonisan dan Pendidikan Spiritual Pada akhir pekan tanggal 25 - 26 November 2023, SDI Al Farisi sukses melaksanakan acara mabit yang diinisiasi oleh panitia yang terdiri dari para dewan guru sekolah. Dengan tema "Membangun Mental dan Spiritual dalam Membangun Ukhuwah Islamiyyah," acara ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan) dalam lingkungan pendidikan. Kegiatan mabit ini dihadiri oleh peserta didik kelas 4 hingga 6 SD, yang secara antusias berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang terencana dengan baik. Serangkaian kegiatan tersebut melibatkan pembinaan kebersamaan, peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai keislaman, serta memperdalam pemahaman tentang pentingnya membangun jiwa yang kuat secara mental dan spiritual. Dalam suasana yang penuh semangat, peserta didik terlibat dalam kegiatan diskusi, ceramah keagamaan, sesi pembinaan karakter, edukasi melalui film dan kegiatan interaktif lainnya. Acara ini bertujuan untuk tidak han

Mahasiswa STAI Nur El Ghazi Berbagi

News Peristiwa  Mahasiswa STAI Nur El Ghazy Lakukan Baksos Di Muara Gembong  14/02/2021 Redaksi 0 Comments Foto: Mahasiswa STAI Nur El Ghazi Saat Memberikan Sembako Kepada Masyarakat Yang Terdampak Banjir KABUPATEN BEKASI, (CB) – Banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kabupaten Bekasi membuat para mahasiswa STAIN El Ghazy mengadakan bakti sosial di wilayah terdampak banjir di desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong. Kabupaten Bekasi, Minggu (14/02). Dalam kegiatan ini para Mahasiswa memberikan bantuan berupa bahan makanan, alat pembersih dan memberishkan bangunan sekolah yang masih menyisakan lumpur – lumpur pasca banjir. Adapun Abu Bakar Shidiq, selaku Koordinator Baksos Banjir Bekasi, mengatakan bahwa banjir yang menimpa bekasi kali ini sangatlah parah, maka dari itu kita sebagai warga asli bekasi harus saling bahu membahu dalam bencana ini. Dilain tempat perwakilan dari Mahasiswa STAIN El Ghazy, Diah Sekartaji, mengatakan bahwa sudah sepantasnya kami sebagai maha

Anak dan orang tua adalah harta yang paling berharga

 Cerita motivasi malam  Anak dan orang tua adalah harta yang paling berharga Banyak hal dari kita yang terkandung sering kita tidak ketahui , contohnya saja tentang hal membantu  Ada sebuah kisah dimana kisah ini berawal dari seorang yang pelit akan kedermawanan nya    Di kisahkan ada seorang anak kecil yang tinggal bersama nenek dan kakeknya di sebuah gubug , si anak tersebut selalu membantu sang kakek sebelum ia berangkat ke sekolah pada pagi hari dan membantu neneknya pas sepulang sekolah di sore hari begitu seterusnya sampai ia menginjak remaja  "Kakek , nenek aku berangkat sekolah dulu ya ". Yaudh hati-hati di jalan nak (jawab si nenek sambil mengusap kepala si anak tersebut) . Dia selalu di ejek oleh teman sekelasnya karena ia tidak mempunyai alat-alat sekolah seperti layaknya anak sekolah lainnya , tapi dia tak menghiraukan nya malah ia jadikan motivasi untuknya lebih giat belajar dan membantu kakek dan neneknya  "Eh ,teman itu anak yang bau sudah datang " (