Telat masuk sekolah
Pagi itu pukul 7 pagi bersama Rindi bergegas berangkat ke sekolah. Mereka berdua berangkat ke sekolah selalu berjalan kaki, perjalanan menuju ke sekolah mereka menemui berbagai hal unik yang menurut mereka patut diteladani. Ketika sampai di salah satu toko roti mereka berdua melihat seorang bapak yang sedang mencari rongsokan di tiap tong sampah, ketika Mereka melihat bapak-bapak yang sedang mencari rongsokan itu Roy dan Rendi membeli roti dari uang jajan mereka. Mereka bermaksud untuk memberikan roti itu kepada bapak yang sedang memunguti rongsokan. Boy dan Rendy pun pendiri Bapak tersebut dan mereka memberikan sebuah roti yang mereka beli di toko roti tersebut merasa iba dari Kedua lelaki tersebut yaitu Roy dan Rendy mereka lantas membantu bapak yang sedang mencari rongsokan tersebut untuk menafkahi keluarganya. Setelah membantu seorang bapak yang sedang mencari rizki melalui gerakan tersebut dan memberikan semua makanan yang berupa roti dan minuman langsung bergegas kembali berjalan menuju ke sekolahan. Sesampainya di sekolah mereka berdua terlambat hingga mereka dihukum oleh guru mereka yang sudah berada terlebih dahulu di dalam kelas. Setelah pelajaran semua selesai mereka berdua dipanggil ke kantor oleh gurunya karena sering sekali terlambat datang ke sekolah. Mereka bukan tanpa alasan terlambat datang ke sekolah dan mereka menjelaskan Kenapa mereka bisa selalu terlambat datang ke sekolah dengan baik mereka membicarakan apa yang telah mereka lakukan hari sehingga mereka selalu saja Terlambat untuk datang ke sekolah tepat waktu. Dari penjelasan mereka berdua Sang Guru pun sangat terkejut atas apa yang mereka lakukan terhadap orang-orang yang sedang kekurangan dan ada juga orang-orang yang mencari rizki nya dengan mengumpulkan rongsokan. Gurunya pun sangat bangga terhadap mereka karena bagi gurunya lah ilmu sangat berarti untuk kehidupan seorang murid mana murid tersebut bisa merealisasikan ilmu-ilmu yang sudah Iya berikan kepada murid-muridnya. Pesan yang biasa disampaikan di dalam sebuah cerita ini itu
Takut untuk berbuat baik dimanapun dan kapanpun dan terus berkata yang jujur itu pahit
Penulis cerita : Abdurrahman
Komentar