Ada sebuah cerita motivasi menarik yang datang dari seorang nelayan yang ingin tangkapan ikannya dapat terjual masih dalam kondisi segar. Sebagaimana kita tahu, seorang nelayan akan pergi berlayar untuk menangkap ikan ke lautan lepas selama beberapa hari kemudian baru kembali ke darat untuk
menjual hasil tangkapannya.
Suatu ketika, seperti biasa para nelayan yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya oleh warga sekitar yang ingin membeli ikan darinya kembali ke darat. Warga yang tidak sabar lalu menyerbu para nelayan tersebut, namun sangat disayangkan hasil tangkapan ikan hari itu kondisinya sudah mati sedangkan warga ingin membeli ikan dalam kondisi segar.
Alhasil penjualan ikan di hari itu tidak laku dan para nelayan berpikir keras bagaimana caranya agar ikan hasil tangkapannya bisa diterima oleh warga. Kemudian mereka mendapat ide yaitu dengan memasukkan ikan-ikan mati tersebut ke dalam freezer. Dengan penuh harapan, para nelayan kembali ke darat dan menawarkan ikan yang di dalam freezer tersebut, tapi warga kembali enggan membeli ikan tersebut dengan alasan ikan sudah mati meskipun sudah dimasukkan ke dalam freezer kondisinya tidak sesegar ketika masih hidup.
Kemudian para nelayan pun mencari cara kembali agar warga mau membeli ikan hasil tangkapan mereka dalam kondisi masih hidup. Didapatkanlah sebuah ide yaitu memasukkan ikan-ikan ke dalam sebuah tong kecil yang diisi air, dengan harapan ikan-ikan akan tetap hidup setelah kembalinya ke darat.
Kembali dengan rasa semangat para nelayan berteriak lantang kepada warga, “Hai warga, kali ini aku telah berhasil membawa ikan dalam kondisi masih hidup, apa kalian masih tidak ingin membelinya”. Tapi apa yang terjadi, warga kembali menolak ikan yang masih hidup tersebut dengan alasan “Mana mungkin aku percaya bahwa ikan ini masih segar sedangkan kondisi ikan sudah lemas dan tak bergerak lincah”.
Akhirnya dengan penuh kekecewaan para nelayan kembali melaut sambil terus memikirkan strategi bagaimana cara ikan bisa hidup tapi masih dalam kondisi segar. Lalu seorang nelayan mempunyai gagasan dengan cara memasukkan ikan hiu kecil ke dalam tong yang berisi ikan-ikan hasil tangkapan tersebut.Apa yang terjadi kali ini ? Warga kemudian menyukai ikan-ikan tersebut karena mereka bergerak lincah kesana-kemari saling berkejar-kejaran dengan anak hiu yang telah dimasukkan agar tidak dimangsa dan dapat mempertahankan hidup.
Kesimpulan
Terkadang dalam kehidupan pun kita memerlukan “ikan hiu kecil” untuk membuat kita terus bergerak karena diam adalah mati. Apa yang membuat kita diam? Ketika kita tidak mempunyai masalah dan berada pada “zona nyaman” yang membuat diri kita terlena dengan segala kenyamanan.
Bukan berarti kita harus mencari masalah dalam hidup, namun kita menjadi cenderung lebih lengah dalam situasi nyaman tersebut, saking nyamannya, sampai-sampai kita seolah seperti “mati” secara perlahan. Lalu apa yang membuat kita hidup terus bergerak dan berkembang seperti layaknya ikan dalam kisah tadi? Jawabannya adalah “masalah”.
Ya, dengan masalah ditambah tekanan dalam hidup yang diberikan oleh Allah swt, ketika itu juga naluri kita bergerak secara otomatis untuk mencari solusi dari masalah itu. Disaat terburuk seperti itu, kita akan mempunyai banyak waktu dan pikiran untuk mengingat Allah dan berdoa kepada-Nya.
Oleh karena itu, kita harus mensyukuri “hiu-hiu kecil” yang hadir dalam hidup kita. Jangan pernah mengeluh karena suatu saat hiu kecil ini akan membawa kita menuju kebahagiaan yang kekal.
Komentar