Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

*Sparing Futsal Membara antara SDI Al Farisi dan SD Plus Al Fathonah Mardhatilah: Kolaborasi Enerjik Antar Kelas 3 hingga Kelas 6 dengan Partisipasi 28 Siswa*

    Judul Cerita : Mama dan Papa Jahat     Adi sedang termenung di kamarnya. Menangisi keadaan saat ini. Bagaimana tidak, dia sudah ditinggalkan oleh seseorang yang ia cintai dan ia sayangi. Dengan memandangi foto kekasihnya yang bernama aisyah, ia tidak berhenti meneteskan air mata. Dan adi juga mengingat kembali ketika ia bertemu aisyah.   Pertemuan pertama kali dengan aisyah ketika itu terjadi pada saat rino main kerumahku dengan membawa seorang perempuan yang tidak lain dan tidak bukan aisyah itu sendiri. Rino dan Aisyah ngobrol tentang masalah mereka dan sebaliknya Adi juga menceritakan kehidupan Adi. Memang, Adi dan rino sudah lama tidak bertemu karena mereka sudah sibuk masing-masing. Adi yang sibuk kuliah di UIN Bandung sdangkan Rino yang sibuk dengan pekerjaannya.   “Adi!!! Cepat keluar, temanmu datang untuk main kerumah”, Teriak ibunya adi. “Iya bu sebentar..” saut adi kepada ibunya. Lalu adi membukakan pintu rumahnya. “oalah kamu Rino, dengan siapa ini..? “,

Nada Suara

       Suatu hari, ada seorang tukang kayu yang sedang istirahat di suatu tempat kerjanya, dan dia menerima sepucuk surat. Tapi ia bingung cara membacany dan juga Ia tidak biasa menerima surat sehingga ia cemas. Sehingga ia langsung berlari menuju temannya yang sedang makan di bawah pohon rindang tempat mereka kerja. Temannya bernama pak rio. Pak rio ini orangnya pintardan juga sering menjahili teman kerjanya.   “ini surat dari putramu,” seru pak Rio.   Isi suratnya seperti ini,”Ayah, aku sakit dan tidak punya uang sepeserpun, tolong kirimkan aku sejumlah uang sesegera mungkin. Putramu”   Dipengaruhi oleh nada suara dari pak Rio yang sedikit kasar saat membaca surat tersebut, maka pak anto menjadi marah dan berkata,” Dasar anak tak tau diri memangnya dia siapa, memaksakan aku, ayahnya? Jangan kira aku akan mengirim dia sepeserpun.”   Dalam kemarahannya ia langsung pergi kerumah dan di perjalanannya ia bertemu sahabatnya, seorang penjahit yang bersuara lembut.   ‘’ad